Proses Kemerdekaan Indonesia
A.
KEKALAHAN
JEPANG DAN KEKOSONGAN KEKUASAAN
Perang dunia II
terjadi setelah Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7 Desember 1941.
Hancurnya Pearl Harbour, ternyata memudahkan Jepang untuk mewujudkan
cita_citanya, yaitu membetuk Persekemakmuran
Asia Timur Raya. Daerah-daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia berhasil diduduki oleh Jepang. Pembentukan Persekemakmuran Asia Timur
Raya berhasil diwujudkan, meskipun hanya untuk sementara.
Serangan Jepang ke
Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari 1942 dengan mendarat
di Tarakan (Kalimantan Timur).
Dalam perkembangannya, Jepang mulai mengalami
kesulitan, terutama setelah Amerika Serikat menarik sebagian pasukannya dari
Eropa. Pada bulan Mei 1942, serangan Jepang terhadap Australia dapat dihentikan
karena tentara Jepang menderita kekalahan dalam pertempuran Laut Koral(Karang).
Serangan Jepang terhadap Hawai juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika
Serikat dalam pertempuran di Midway pada bulan Juni 1942.
Sampai akhir tahun 1943, kedudukan Jepang dalam perang Asia Pasifik
mulai terdesak. Di beberapa tempat tentara Jepang menderita kekalahan dari
pasukan Sekutu. Amerika Serikat akhirnya berhasil melakukan pengeboman terhadap
kota Hirosima (06 Agustus 1945) dan Nagasaki (09 Agustus 1945). Akibat
pengeboman tersebut, melumpuhkan kondisi politik dan ekonomi Jepang.
Serangan bom atom di Hirosima dan Nagasaki adalah
serangan nuklir selama perang dunia II terhadap kekaisaran Jepang oleh Amerika
Serikat atas Perintah presiden Amerika Serikat Harry S. Truman. Setelah 6 bulan
pengeboman 67 kota di jepang lainnya, senjata nuklir “little boy” di kota
hirosima pada tanggal 6 agustus 1945 , diikuti dengan pada tanggal 9 agustus
1945 dijatuhkan bom nuklir “Fat man” di Nagasaki. Kedua tanggal tersebut adalah
satu satunya serangan nuklir yang pernah terjadi. Bom Atom ini membunuh
sebanyak 140.000 orang di Hirosima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun
1945. Sejak itu ribuan orang telah tewas akibat luka atau sakit yang
berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota,
mayoritas yang tewas adalah penduduk. Enam hari setelah dijatuhkannya bom atom
di Nagasaki, pada 15 agustus 1945, jepang mengumumkan bahwa jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu, guna menghindari korban yang lebih banyak lagi, menandatangani
instrument menyerah pada tanggal 2 september , yang Disaksikan
Jenderal Richard K. Sutherland, Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu, dan secara resmi mengakhiri perang pasifik dan
perang dunia II. (jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945,
mengakhiri teater Eropa) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang
mengadopsi Three Non-Nuclear Principles, melarang negara itu memiliki senjata
nuklir.
Bom Atom 'Fat Man' yang dijatuhkan di Nagasaki |
Bom Atom 'LittleBoy' yang dijatuhkan di Hirosima |
Pesawat B-29 merupakan pesawat buatan Boeing model 345 yang merupakan pesawat bomber terbesar yang dimiliki oleh angkatan udara Amerika Serikat selama perang dunia kedua. |
Keadaan kota hirosima setelah di bom.
|
B. PERSIAPAN KEMERDEKAAN
INDONESIA
Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada
sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Berita tentang kekalahan Jepang ini masih
dirahasiakan oleh Jepang. Namun demikian para pemimpin pergeraakan dan pemuda
Indonesia lewat siaran luar negeri telah mengetahui pada tanggal 15 Agustus
1945. Untuk itu para pemuda segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta di
Pegangsaan Timur No.56 Jakarta dan meminta agar mau memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia lepas dari pengaruh Jepang. Bung Karno dan Bung Hatta
tidak menyetujui dengan alasan bahwa proklamasi perlu dibicarakan dalam rapat
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sehingga pada malam hari
tanggal 15 Agustus 1945 mengadakan rapat di ruang Laboratorium Mikrobiologi di
Pegangsaan Timur yang dihadiri oleh Soekarni, Yusuf Kunto, Syodanco Singgih,
dan Chaerul Saleh sebagai pemimpinnya. Hasil rapat disampaikan oleh Darwis dan
Wikana yaitu mendesak agar Soekarno-Hatta memutuskan ikatan dengan Jepang.
Muncul suasana tegang sebab Soekarno-Hatta tidak menyetujuinya. Namun golongan
muda tetap mendesak agar tanggal 16 Agustus 1945 diproklamasikan kemerdekaan.
Prinsip golongan tua menekankan masih perlunya diadakan rapat PPKI.
Kemudian dini hari tanggal 16 Agustus 1945,
golongan muda mengadakan rapat di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71 Jakarta
dengan keputusan untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta keluar kota agar tidak
terkena pengaruh Jepang. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta
diculik oleh Soekarni, Yusuf Kunto, dan Syodanco Singgih ke Rangasdengklok.
Pada sore harinya, Ahmad Soebarjo memberi jaminan bahwa selambat-lambantnya
esok hari tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta akan memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia, maka Cudanco Subeno (komandan kompi tentara PETA di
Rengasdengklok) memperbolehkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa
dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l.
Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31"
terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945
pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk
kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai
dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan
Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi
akan dilaksanakan. Menghadapi
desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara
itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut
kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena
tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut. Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat,
17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang telah menjadi lapangan Monas)
atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah Bung Karno
karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan
diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk
menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks
proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks
Proklamasi disusun di Jakarta, bukan di Rengasdengklok, bukan di rumah seorang
Tionghoa, Djiaw Kie Siong yang diusir dari rumahnya oleh anggota PETA agar
dapat ditempati oleh "rombongan dari Jakarta". Naskah teks proklamasi
di susun di rumah Laksamana Muda Maeda di Jakarta,
(Laksamana Muda Maeda
adalah
seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada
masa Perang Pasifik. Laksamana Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam
kemerdekaan Indonesia, dimana beliau telah mempersilahkan kediamannya yang
beradan di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan
naskah proklamasi oleh Soekarno, Moh.Hatta dan Achmad Soebardjo, ditambah sang
juru ketik Sayuti Melik, selain itu, beliau juga bersedia menjamin keamanan
bagi mereka. Bertitik
tolak dari keadaan yang demikian, kedudukan Maeda baik secara resmi maupun
pribadi menjadi sangat penting. Dan justru dalam saat-saat yang genting itu,
Maeda telah menunjukkan kebesaran moralnya. Berdasarkan keyakinan bahwa kemerdekaan
merupakan aspirasi alamiah dan yang tidak terhindarkan dukungannya kepada
tujuan kebebasan Indonesia).
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka
Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta.
Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad
Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk
menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang
Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan
Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di
Jakarta.
Keesokan harinya, tepatnya pada hari Jum’at
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pernyataan proklamasi dikumandangkan
dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik
menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil)
dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann
Kandeler.
Naskah Proklamasi |
Comments
Post a Comment